Mahasiswa S2 PIAUD lakukan observasi di Ponpes difabel Ainul Yakin

Dalam rangka implementasi pembelajaran berbasis OBE (Outcome Based Education) bagi mahasiswa S2 PIAUD mata kuliah pendidikan inklusi, senin (4/03/2024) mahasiswa melakukan kuliah lapangan dan observasi di pondok pesantren difabel ainul yakin yang berlokasi di tepus, gunung kidul, DIY.

Rombongan mahasiswa yang berjumlah 10 orang ini didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah, Dr. H. Bono Setyo, M.Si dan diterima langsung oleh pimpinan pondok pesantren Ainul Yakin, Kyai Abi Guru Md. Isma Almatin di dampingi kepala bidang kurikulum dan pengajaran ibu Fatmawati beserta ustadz faqih.

Dalam kata pengantarnya, Bono menyampaikan pentingnya mahasiswa mengenal secara langsung tentang pendidikan inklusi terutama model pendidikan inklusi yang tidak konvensional, seperti pondok pesantren (boarding school) "Di pondok ini para mahasiswa selain mengenal model pendidikan inklusi juga akan mengenal beberapa macam jenis difabel yang tidak hanya difabel fisik tapi juga difabel mental dan intelektual. Disamping itu mahasiswa juga mengenal bagaimana aktivitas pendampingan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus" jelas Bono. "Oleh karena itu, kasus-kasus di pondok ini akan banyak dan menarik untuk di observasi dan diteliti sehingga bisa menghasilkan sebuah artikel yang nantinya diharapkan bisa dipublish di jurnal-jurnal yang relevan dan kredibel. Kegiatan ini juga akan menjadi bagian outcome dari mata kuliah pendidikan inklusi" lanjut Bono

Sementara itu pimpinan pondok pesantren Ainul Yakin, Abi Guru Md. Isma Almatin, menyambut baik kunjungan dalam rangka kuliah lapangan dan observasi mahasiswa S2 PIAUD FITK UIN Sunan Kalijaga. "Saya senang dan menyambut baik kunjungan dari adik-adik mahasiswa ini, karena sesuai arahan ketua yayasan bahwa jika ingin besar dan ternama, pondok ini harus mampu berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi" jelas Abi Guru. Pondok Ainul Yakin ini, dikembangkan 6 konsep pendidikan bagi santri difabel yg meliputi: *belajar, terapi, beribadah, bekerja, berkeluarga dan bermasyarakat*. Oleh karena itu, lebih tepatnya Abi Guru menyebut pondok ini sebagai pondok perkampungan, dimana seluruh aktivitas perkampungan secara terpadu dapat dilakukan dan difasilitasi di pondok ini.***