Kunjungan IFS Mahasiswa S2 PIAUD UIN Sunan Kalijaga di PCIM Malaysia

Kunjungan IFS Mahasiswa S2 PIAUD UIN Sunan Kalijaga di Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia Malaysia

Sejumlah 14 mahasiswaProgramMagisterPendidikan Islam Anak Usia DiniUIN Sunan Kalijaga Yogyakartamelaksanakan International Field Study(IFS)pada tanggal 12-15 Mei 2024 di Malaysia, bersama denganDr. Kulsum Nur Hayati, M.Pd., M.Si. selakuDosen Pembimbing Lapangan. Kunjungan akademik dilaksanakandi Institut Pendidikan Guru Malaysia (IPGM) Kampus Bahasa Melayu dengan menampilkan hasil research yang berkaitan dengan perkembangan Bahasa anak usia dini. Selain itu, kunjungan juga dilakukanke PimpinanCabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kampung Baru, Kuala Lumpur Malaysia, pada Senin 13 Mei 2024. PCIM merupakan organisasi keagamaan yang bertujuan untuk menjalin silaturrahmi antar warga Muhammadiyah yang berada di Malaysia. PCIM cabang Kampung Baru telah membina sebuah “Sanggar Bimbingan Muhammadiyah” (SBM) yang merupakan tempat anak-anak Imigran Indonesia untuk belajar ilmu agama, pengetahuan umum dan keterampilan hidup. Sebagian besar anak Imigran Indonesia tidak bisa bersekolah secara legal di tempat Pendidikan milik Negara Malaysia, sedangkan lokasi sekolah KBRI cukup jauh dari tempat tinggal meraka. Upaya ini telah lama dilakukan demi mencerdaskan anak-anak bangsa Indonesia, begitupun yang dikatakan oleh Bapak Muhajir selaku pengurus PCIM Malaysia, "kami merasa khawatir dengan nasib anak-anak disini, kami mengupayakan supaya anak-anak juga mendapatkan hak belajarnya". Visa tinggal untuk anak-anak tersebut hanya dapat digunakan hingga usia mereka mencapai 17 tahun, setelah itu mereka diharuskan kembali ke Indonesia. Bagaimana mereka dapat berjuang dengan kehidupannya jika tidak dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan, tambah bapak Muhajir.

Terdapat sekitar 120 anak didik di sanggar binaan PCIM Malaysia yang dipimpin oleh Bapak Supardi dan juga istrinya Ibu Min. Beliau berdua mengajar setelah sepulangnya dari tempat bekerja. Jumlah Pendidik di sanggar tersebut sangat terbatas sehingga anak didik yang sudah mumpuni dialihkan untuk ikut serta membantu mengajar murid yang lebih muda. Kegiatan belajar di mulai pukul 15.00 hingga 21.00 waktu Malaysia. Bapak Supardi mengatakan, "awalnya mereka ini banyak yang belum bisa baca tulis, kami mengajarkan pelan-pelan dengan segala keterbatasan yang kami miliki, syukur Alhamdulillah anak-anak disini sangat semangat dan menunjukkan progress yang sangat luar biasa, itu yang membuat saya dan istri juga begitu semangat untuk menemani anak-anak".

Pak Supardi dan Bu Min selaku pimpinan SBM menyambut hangat kedatangan para Mahasiswa dan Dosen. Para Mahsiswa menampilkan sebuah dongeng singkat yang berjudul “Bebek Tenggalam”. Dongeng tersebut menceritakan keserakahan seekor Bebek yang iri terhadap keistemewaan hewan lainnya seperti, Jengger merah ayam, kaki panjang bangau, sayap indah burung dan ekor cantik merak. Bebek meminta keistemewaan hewan yang dilihat kepada Mimi Peri, dan dikabulkanlah semua permintaanya sampai datang 2 ekor bebek yang berenang. Bebek itu pun ingin ikut berenang Bersama 2 ekor temannya tetapi Nasib sial didapatkannya yang membuat bebektenggelam kemudian dia meminta tolong kepada mimi peri untuk mengilangkan semua permintaanya, dari cerita pendek ini membuat anak antusias mendengarkannya diujung cerita terdapat sesi tanya jawab yg berhadiahkan souvernir dari para mahasiswa untuk anak PCIM yg bisa menjawabnya. Cerita ditutup dengan pesan moral yaitu bersyukur dengan apa yang kita miliki dan janganlah serakah terhadap sesusatu yang bukan hak milik kita.

Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan bincang bersama dengan pengurus PCIM serta dosen dan juga para mahasiswa. Bapak Muhajir menyampaikan “PCIM juga mengusahakan anak lulusan dari sini dapat melanjutkan belajar di Indonesia dengan baik, kami mengusahakan memberikan ijazah paket C. Bapak Muhajirin juga meminta bantuan kepada kami jika ada sekolah, boarding school atapun panti asuhan yang mau menjalankan MOU bersama pihak PCIM untuk membantu anak-anak bersekolah di Indonesia".

Bu min juga turut serta menyampaikan, "anak-anak ini sampai bosan baca buku yang itu-itu saja sudah khatam berkali-kali, kami sangat membutuhkan buku bacaan disini". Perasaan sedih juga haru terasa dalam ruangan tersebut, banyak keterbatasan yang dimiliki namun tidak sedikit pun menyurutkan semangat belajar mereka. Dr. Kulsum Nur Hayati bersama mahasiswa Magister PIAUD telah berkomitmen untuk ikut serta berkontribusi dalam memenuhi pojok baca (read : rak buku) yang dimiliki oleh sanggar belajar. Beliau juga menyampaikan harapan-harapan kepada Sanggar Bimbingan Muhammadiyah agar mereka selalu semangat untuk memperjuangkan Pendidikan anak bangsa menjadi lebih baik dan semoga segala amal sholeh yang telah dikerjakan selalu diterima dan diridhoi oleh Allah SWT. Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama dengan guru serta sebagian anak-anak PCIM.

Ringkasan Cerita Bebek Tenggelam yang dipersembahkan oleh mahasiswa S2 PIAUD UIN Sunan Kalijaga di PCIM:

Cerita ini tentang seekor bebek yang sedang berjalan di tengah hutan. Saat sedang menikmati perjalanannya, bebek bertemu seekor ayam yang mempunyai jengger merah yang indah. Bebek kagum dan juga ingin memiliki jengger merah tersebut lalu ia meminta kepada ibu peri. Bebek pun senang memiliki jengger merah seperti ayam. Tak lama kemudian lewatlah seekor burung bangau yang memiliki kaki panjang. Bebek merasa iri karena kakinya yg pendek. Bebek kembali meminta kepada ibu peri dan permintaannya dikabulkan. Skrg bebek juga memiliki kaki panjang seperti bangau. Bebek melanjutkan perjalanannya lalu melihatseekor burung yang terbang tinggi dengan sayapnya yang lebar. Lagi-lagi bebek juga ingin memiliki sayap agar bisa terbang dan memintanya kepada ibu Peri. Sekarang bebek juga memiliki sayap yang besar seperti burung.. Tak lama kemudian lewatlah seekor burung merak yang memiliki ekor panjang yang indah. Bebek terpukau dan juga ingin memiliki ekor yang indah. Ia kembali memintanya kepada ibu peri. Sekarang bebek juga memiliki ekor panjang yang indah seperti burung merak. Setelah memiliki semuanya, dengan rasa bangga bebek melanjutkan perjalanannya sampai ke tepi sungai. Kemudian ia melihat teman-temannya (bebek lainnya) sedang asyik berenang. Dengan semangat bebek segera mendekati mereka dan juga ikut berenang. Namun baru sebentar, bebek langsung tenggelam karena semua yang dimilikinya. Jengger merah, kaki panjang, sayap lebar dan ekor panjangnya membuat tubuhnya berat dan tidak bisa berenang seperti biasanya.. Bebekpun menyesal meminta semua itu. Dengan penyesalan bebek meminta kepada ibu peri untuk menghilangkan semua yang ia minta tadi. Setelah Ibu peri menghilang semua itu. Akhirnya skrg bebekbisa kembali berenang dengan riang gembira bersama teman-temannya. Bebek pun sadar dan berjanji akan bersyukur dengan apa yang ia dimilikinya. (Cerita oleh Indrawati)